Rina adalah seorang karyawati. Ia telah menjalani hubungan pacaran selama 2 tahun. Ia dan pacar sama-sama sudah bekerja. Pada awal berpacaran, Rina merasa bahwa pacarnya adalah orang yang sangat baik, penuh perhatian, dan sering membantunya. Namun beranjak berjalannya waktu, Rina dan pacar menjalani hubungan yang tidak sehat, mereka terlibat dalam hubungan seks pranikah.
Selain itu pacar pun memiliki kebiasaan buruk berjudi online yang menyebabkan terjadinya masalah keuangan. Pacar memiliki banyak hutang ke teman-temannya dan juga memakai uang tabungan milik Rina. Rina pun merasa keberatan dan sering terjadi pertengkaran dengan pacar. Rina merasa bingung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa. Ia merasa takut jika mengakhiri hubungan dengan pacar, maka ke depannya tidak akan ada laki-laki lain yang mau menikahinya.
Baca Juga: Jangan Mau Terus-terusan Terjebak dalam Hubungan Toxic! Cari Tahu Dampak & Jalan Keluarnya
Langkah seperti apa yang sebaiknya Rina bisa lakukan?
1. Evaluasi Hubungan dengan Kesehatan Mental dan Emosional
Perlu melakukan evaluasi secara jujur terhadap hubungannya dengan kesehatan mental dan emosionalnya. Apakah hubungan ini memberikan rasa damai, dukungan, dan pertumbuhan pribadi, atau justru menyebabkan kecemasan, ketidaknyamanan, dan ketidakstabilan emosional? Sebagai seorang Kristen, ia harus mengutamakan kesehatan dirinya dan mempertimbangkan apakah hubungan ini mendukung kehidupan imannya.
2. Pertimbangkan Nilai-nilai Kristen
Pentingnya memegang prinsip yang tercantum dalam Firman Tuhan tentang menjaga kekudusan. Melibatkan diri dalam hubungan seks pranikah tidak selaras dengan prinsip moral yang diajarkan dalam iman Kristen. Demikian juga dengan menggunakan waktu dan uang dengan tidak bertanggung jawab dalam praktik judi online juga bertentangan dengan nilai-nilai Kristiani. Ia perlu mempertimbangkan sejauh mana hubungan ini mendukung hidup yang sesuai dengan iman dan nilai-nilai yang diyakini.
3. Berbicara dengan Pendeta atau Konselor Pastoral
Mencari bimbingan dari seorang pendeta atau konselor pastoral adalah langkah yang bijaksana. Mereka dapat memberikan nasihat yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman Kristen dan membantu Karina memahami implikasi hubungan yang sedang dia jalani. Pendeta atau konselor pastoral juga dapat memberikan dukungan spiritual dan emosional dalam menghadapi situasi sulit seperti ini.
Baca Juga: Saat Anak Terjebak dalam Toxic Relationship, Orangtua Coba Lakukan Tips Gritte Agatha Ini
4. Mengenali Pola Perilaku yang Tidak Sehat
Penting baginya untuk mengenali pola perilaku yang tidak sehat dalam hubungannya. Kebiasaan buruk pacarnya, seperti judi online dan penggunaan uang tabungannya, menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan konflik dalam hubungan. Ia perlu menyadari bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas perbuatan pacarnya dan tidak boleh menyalahkan dirinya sendiri. Mengenali pola perilaku yang merugikan akan membantunya mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri.
5. Memahami Kebutuhan Pribadi
Perlu memahami dan menghargai kebutuhan pribadinya sendiri. Mengakhiri hubungan yang tidak sehat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental, emosional, dan spiritualnya. Merasa takut atau khawatir tentang masa depan tidak boleh menjadi alasan untuk tetap berada dalam hubungan yang merugikan. Sebagai seorang Kristen, ia harus mempercayakan masa depannya kepada Tuhan dan percaya bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik baginya.
6. Mencari Dukungan Sosial dan Spiritual
Penting baginya mencari dukungan dari komunitas Kristen yang solid dan peduli. Mereka akan memberikan dukungan, doa, dan bimbingan dalam menghadapi keputusan yang sulit ini. Bergabung dalam kelompok kecil atau mengikuti persekutuan gereja akan membantunya merasa didukung dan tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Baca Juga: Setelah Toxic Relationship, Anda Harus Kenali Toxic Financialship!
7. Memaafkan Diri Sendiri dan Menyerahkan Segalanya kepada Tuhan
Ia mungkin merasa bersalah atau bertanggung jawab atas situasi ini. Namun, penting untuk memaafkan diri sendiri dan mengakui bahwa ia tidak bisa mengubah perilaku atau pilihan pacarnya. Ia harus menyerahkan semua kekhawatirannya kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia akan memberikan jalan keluar yang terbaik.
Mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan yang tidak sehat adalah langkah penting dalam menjalani hidup sesuai dengan iman Kristen dan menghormati diri sendiri. Dalam situasi ini, Rina perlu memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan pribadinya, serta percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik untuk masa depannya. Dengan mempercayakan dirinya kepada Tuhan dan mencari dukungan dari komunitas Kristen, Rina akan menemukan kekuatan dan arahan yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ini dan menjalani hidup yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yeremia 29:11)